Hati Tenang dan Nyaman

Hati Tenang dan Nyaman

Mencari Ketenangan Dalam Islam

Di dalam kehidupan, sering kali manusia mendapatkan masalah-masalah yang menerpa.
Saat seperti itu, butuh sebuah ketenangan baik hati dan pikiran kita.

Bagaimana cara mendapatkan ketenangan?
Allah SWT berfirman :
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS Al-Fath : 4)

Untuk bisa mendapatkan ketenangan, berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan.
1. Selalu Mengingat Allah
Firman Allah Ta’ala :
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS Ar-Ra’d : 28)

2. Wudhu dan Shalat
Wudhu dan shalat adalah bagian dari mengingat Allah. Dengan wudhu kita kembali mensucikan diri kita dan juga menambah kesegaran dalam diri. Saat shalat, tentunya shalat yang khususk akan membuat diri kita juga lebih tenang. Saat shalatlah kita bisa menghadap Allah, membaca doa, dan membuat diri kita benar-benar menyerahkan diri pada Allah.

3. Membaca Al-Quran
Allah SWT berfirman :
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”  (QS Al-A’raaf : 204)

4. Berpikiran Positif
Berpikiran positif artinya selalu mengambil kebaikan dan hikmah yang ada dalam suatu kejadian. Dalam setiap masalah kehidupan, pasti akan mendapatkan cobaan dan juga masalah-masalah yang berat. Jika manusia tidak tenang dalam menghadapinya, pasti akan menimpakan stress atau depresi.

5. Bersyukur Atas Apa yang Ada
Bersikap tenang akan muncul jika dalam diri kita juga selalu bersyukur atas kelebihan apapun yang dimilikinya. Tanpa kesyukuran, manusia akan selalu resah dan gelisah tanpa pernah melihat keadaan yang dimilikinya. Untuk itu, bersuyukur adalah salah satu cara untuk membuat diri tenang.

6. Menyalurkan Emosi dengan Positif
Penyaluran emosi tentu dibutuhkan oleh seorang dikala penuh dalam kekalutan. Untuk itu, penyaluran emosi harus dilakukan namun harus dilakukan dengan cara yang positif. Misalnya saja dengan menulis, melakukan aktifitas produktif, olahraga.
Orang yang mampu menyalurkan emosinya secara positif, maka akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya.

7. Melakukan Hal yang Disukai
Hal yang disukai atau hobby adalah salah satu cara agar dapat mendapatkan ketenangan dalam hidup. Ketenangan dalam hidup salah satunya lahir dari kebahagiaan yang kita peroleh. Kebahagiaan sangat bergantung dari bagaimana persepsi dan pengelolaan diri kita.

Ya Allah Yang Maha Mulia berilah ketenangan di dalam hidup kami, kel, shbt dan kel nya untuk mendapat kebahagian dunia akherat… Aamiin

Bukan Kuantitas namun Kualitas Amal

Bukan Kuantitas namun Kualitas Amal

Lebih Fokus Dan Perhatian Pada Kualitas Amalan Daripada Memperbanyak Amalan

Para salaf ( generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik) memberikan perhatian lebih kepada diterima-tidaknya amalan mereka, daripada kepada memperbanyak amalan. Artinya, mereka berusaha amalan mereka diterima oleh Allah dengan memperbagus kualitasnya.

Dari ‘Aisyah ra berkata:
“Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang ayat (yang artinya) : “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut’ (QS. Al Mu’minun: 6). Apakah mereka ini adalah orang-orang yang minum khamr dan mencuri? Rasulullah SAW menjawab: “Tidak demikian wahai Aisyah, namun mereka adalah orang-orang yang puasa, shalat, bersedekah, tapi mereka takut amalan-amalan mereka tidak diterima. Merekalah orang-orang yang senantiasa berlomba-lomba untuk mengerjakan kebaikan” (HR. At Tirmidzi).

Abud Darda’ ra juga mengatakan:
“Andaikan aku yaqin bahwa Allah menerima satu saja dari shalatku, itu lebih aku cintai daripada seluruh dunia dan seisinya” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/166).

Ali bin Abi Thalib ra juga mengatakan:
“Jadilah orang-orang yang lebih semangat dan fokus pada diterimanya amalan. Tidakkah kalian mendengar firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertaqwa (QS. Al Maidah: 27)” (Tafsir Al Qurthubi, 7/411).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan, “Mengusahakan amalan agar sesuai sunnah Nabi itu lebih utama dari memperbanyak amalan. Oleh karena itu Allah Jalla wa ‘Ala berfirman:
“..supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya” (QS. Al Mulk: 2).
Allah tidak berfirman: “yang paling banyak amalannya” (Sifatush Shalah, 170).
Maka jelas ternyata mereka lebih perhatian pada diterimanya amalan lebih banyak dari pada memperbanyak amalan.

Diterima-tidaknya amalan berporos pada 2 perkara, dan inilah yang wajib diperhatikan yaitu :
Pertama : Ikhlas, yaitu beramal shalih semata-mata karena mengharap wajah Allah. Termasuk di dalamnya memperbaiki niat, meninggalkan syirik, ihsan dalam amalan, khusyuk dalam ibadah, merasa senang dengan amalan shalih, menyembunyikan amalan, dan seterusnya.

Kedua : Sesuai sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Termasuk di dalamnya, menuntut ilmu tentang amalan yang ia kerjakan, meninggalkan bid’ah, memperbaiki tata caranya, berusaha mengerjakan yang paling utama dari beberapa pilihan, dan seterusnya.

Ya Allah Yang Meninggikan Derajat, berilah kemampuan untuk meningkatkan kualitas amalan kami, kel, shbt dan kel nya dan semoga Engkau terima amalan-amalan kami… Aamiin.

Penuhi Hari dengan Mengingat Allohu

Penuhi Hari dengan Mengingat Allohu

SELAMAT DARI ADZAB KARENA DZIKIR

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا قَطُّ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ

Dari Mu’adz bin Jabal berkata, Rasulullah Saw. bersabda :
“Tidak ada suatu amalan yang dilakukan oleh seorang manusia yang lebih bisa menyelematakannya dari adzab Allah melebihi dzikir.”
(HR Ahmad No. 21064, dishahihkan Shaikh al Albani dalam Shahih Al Jami’ No. 5644)

☪ Dzikir adalah ibadah jiwa dan lidah yang melintasi semua zaman, ia hadir disetiap saat hingga kematian menjemput kita. Dzikir harus selalu bergema diseluruh nafas kehidupan kita. Apabila kita menyibukkan diri dengan dzikir, maka kita akan terhindarkan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba),
perkataan sia-sia, memuji-muji manusia, dan mencela manusia.

☪ Adzab Allah Swt. adalah suatu penderitaan yang sangat menyakitkan, orang yang berakal tentu ingin dijauhkan darinya. Maka dengan berdzikir Allah Swt. kita akan selamat
dari adzab-Nya. Seseorang yang senantiasa berdzikir, maka Allah Swt. akan membukakan pintu maaf dan ampunan-Nya atas kesalahan dan dosa-dosanya.

? Allah Swt. berfirman :
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-ahzaab/ Ayat : 35)

☪ Dzikir adalah sebaik-baik amalan yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Dan Apabila kita menjaga dzikir serta terus berlindung kepada Allah Swt, maka hati kita akan menjadi tenang.
ا
? Allah Swt. berfirman :
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. ArRa’du/13, Ayat :28)

☪ Tak ada aktivitas yang akan dapat menenteramkan hati dan melembutkan jiwa kita selain senantiasa ingat/berdzikir kepada Allah Swt. Tak ada aktivitas yang melegakan jiwa dan menyejukkan nurani kita selain dzikir kepada Allah Swt. Karena itulah Allah Swt. menyeru kepada kita semua agar senantiasa berdzikir pada-Nya.

? Allah SWT berfirman :
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
(QS. Al-Baqarah/2; AYAT : 152)

☪ Semoga Allah Swt. memberi taufik dan Hidayah kepada kita semua untuk senantiasa berdzikir kepada-Nya.

Allahumma Aamiin

SEMOGA MANFAAT

Sumber :

  1. muslimah.or.id
  2. m.voa-islam.com
  3. almanhaj.or.id

B@mbu Apus – P@mul@ng
15-Juni-2020

Kesembuhan Islami, Berobat dan Berserah kepada Ash Syaafiy

Kesembuhan Islami, Berobat dan Berserah kepada Ash Syaafiy

Saatnya Kita Mengenal Nama Allah “asy-Syaafiy”

Di antara nama dari nama-nama Allah yang paling baik adalah الشافي (asy-Syaafiy), yang biasa diartikan “Yang Maha Menyembuhkan”. Mengilmuinya dengan benar, dapat menjadikan seseorang lebih mengenal Rabb-nya Ta’ala.
Terdapat hadis dalam ash-Shahihain dari ‘Aisyah ra bahwasanya Nabi SAW biasa meminta perlindungan kepada Allah untuk sebagian keluarganya, dengan mengusapkan tangan kanan beliau, sambil berdoa, 
“Yaa Allah, Rabb seluruh manusia. Hilangkanlah penyakit ini, dan sembuhkanlah dia. Dan Engkaulah asy-Syaafiy, yang tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan dari-Mu. (Sembuhkanlah dia) dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh ‘Abdurrazzaaq bin ‘Abdul Muhsin al-Badr hafidzahullaah berkata : “Makna asy-Syaafiy adalah Dzat yang hanya dari-Nya segala kesembuhan. Baik berupa kesembuhan pada dada (hati) berupa syubhat, keraguan, hasad, kebencian, dan selainnya dari penyakit-penyakit hati; maupun kesembuhan pada badan berupa penyakit-penyakit dan cacat-cacat (di badan). Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Dia. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Nya. Tidak ada penyembuh kecuali Dia”

Hal ini sebagaimana ucapan Nabi Ibrahim al-Khaliil ‘alaihissalaam (yang Allah sebutkan dalam al-Quran),
” (Apabila saya sakit, maka Dialah yang menyembuhkanku.)” 
Yaitu, hanya Dialah yang esa dalam kesembuhan, tidak ada sekutu pada-Nya.”
Kemudian beliau hafidzahullaah melanjutkan,
“Oleh karena itu, wajib atas setiap mukallaf untuk meyakini dengan keyakinan yang pasti (tanpa ada keraguan sedikitpun) bahwasanya tidak ada Penyembuh kecuali Allah” Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hal ini dalam sabdanya, “Tidak ada penyembuh kecuali Engkau.”  (Fiqhul Asmaail Husnaa hal. 321)

Diantara wasilah kepada Allah dalam mencapai kesembuhan adalah :
1.Bertawassul dengan Keesaan Allah dalam Mencari Kesembuhan
Bertawassul kepada-Nya dengan keesaan rububiyyah-Nya. Dan sesungguhnya kesembuhan di tangan-Nya saja, dan tidak ada kesembuhan pada siapapun kecuali dengan izin-Nya.
Segala urusan dan penciptaan merupakan hak Allah saja. Segala sesuatu adalah dengan pengaturan-Nya. Apa saja yang Dia kehendaki pasti terjadi; dan apa saja yang tidak Dia kehendaki, pasti tidak akan terjadi. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah.

2. Perintah untuk Berobat
Keyakinan dan keimanan seorang hamba bahwasanya penyembuh hanyalah Allah saja, dan kesembuhan di tangan-Nya; bukanlah penghalang dari menempuh sebab-sebab yang bermanfaat, dengan berobat dan mencari kesembuhan, dan mengkonsumsi obat-obatan yang bermanfaat.
Imam Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, dari Abu Hurairah ra dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit apapun, kecuali Dia telah menurunkan baginya obat.” (HR. Bukhari)

Dan dalam al-Musnad (Imam Ahmad), dari Usamah bin Syariik radhiyallaahu ‘anhu, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah bersabda, 
“Sungguh, tidaklah Allah menurunkan penyakit, kecuali Dia menurunkan baginya obat. Sebagian orang mengetahui obat tersebut, dan sebagian lainnya tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Ya Allah Yang Maha Penyembuh, sembuhkanlah penyakit hati, fisik kami, kel, sahabat dan keluarganya dan orang-orang yang sakit diantara kami, serta kaum muslimin seluruhnya…Aamiin.

Menurutmu Dunia Terindah dan Segala-galanya?

Menurutmu Dunia Terindah dan Segala-galanya?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia adalah terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya kecuali zikir kepada Allah, perkara-perkara yang membantu zikir kepada Allah dan orang yang berilmu serta orang yang mempelajari ilmu.” (HR. at-Tirmidzi)

Seorang yang cermat apabila membaca dan merenungkan ayat-ayat Allah di dalam al-Qur’an niscaya dia akan mengetahui betapa rendahnya nilai kehidupan di dunia dibandingkan dengan akherat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “….Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali Imran: 185)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. al-Ankabut: 64)

Dalam hadits di atas Rasulullah SAW mengatakan, “Dunia adalah terlaknat” maknanya adalah dunia dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala karena akan menjauhkan seorang hamba dari peribadatan kepada Rabbnya.
Adapun makna kalimat “Terlaknat pula apa yang ada di dalamnya” adalah segala perkara yang menyibukkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. 
Maka dunia dan seisinya adalah terlaknat kecuali 4 perkara:

  1. Zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
    2.Amalan-amalan kebaikan dan perbuatan-perbuatan yang akan mendekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  2. Orang yang berilmu, yang dengan ilmunya tersebut seorang hamba akan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  3. Orang yang menuntut ilmu, agar bisa menjadi orang yang berilmu dan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ya Allah Pembuka Pintu Rahmat, berilah kemampuan kpd kami, kel, shbt dan kel nya agar semua yang kami lakukan dapat memberi kemanfaatan di akherat kelak dan mendapat kecintaan dari Allah Ta’ala.. Aamiin.

Peliharalah Diri Kita dengan Kebaikan

Peliharalah Diri Kita dengan Kebaikan

Sahabat… jika hari ini kita masih bisa berbicara, maka bicaralah yang baik-baik.
Jika hari ini kita masih bisa bersendau gurau, maka berguraulah dengan penuh kasih sayang.
Jika hari ini kita masih bisa menghirup udara, maka perbanyaklah bersyukur dengan ibadah dan menjauhi maksiat.

Jika hari ini kita masih bisa membaca al-Qur’an, maka hayatilah makna setiap ayat yang dibaca.
Jika hari ini kita masih bisa menegakkan sholat, maka lakukanlah dengan khusyuk dan perbanyaklah doa.
Jika hari ini kita masih bisa bersama keluarga tersayang, maka penuhilah dengan kebaikan dan rasa kasih sayang.

Barangkali esok takkan lagi bisa bersendau gurau. Barangkali esok takkan lagi bernafas. Barangkali esok takkan lagi bisa membaca Al Qur’an. Barangkali esok takkan kuat lagi berdiri untuk sholat. Barangkali esok takkan lagi bersama keluarga tersayang…

Dunia hanyalah pinjaman. Dunia hanyalah sementara semua yang fana akan menuju ke alam barzakh.

Semoga hidup kita senantiasa dalam kebaikan dan kita pergi bertemu ALLAH dalam keadaan husnul khatimah dengan penuh keridhaan-Nya…Aamin…

Banyaklah Bersyukur

Banyaklah Bersyukur

*Banyaklah Bersyukur, maka Nikmatmu Bertambah*

Allah Ta’ala berfirman :“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan kalian memberitahukan; “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrrahim : 7).Cara Bersyukur kepada Allah yang Benar.“Syukur hakekatnya adalah ketaatan”, demikian ulama menggambarkan secara ringkas bagaimana bersyukur kepada Allah yang benar.Bersyukur itu ditunaikan dengan tiga bentuk:

*1. Syukur kepada Allah dengan Hati*

Syukur kepada Allah dengan hati adalah seorang hamba mengakui dengan hatinya bahwa hakekatnya hanya Allah-lah, Sang Pemberi nikmat, baik berupa nikmat batin maupun nikmat lahir.Dalil keyakinan hati di atas adalah firman Allah Ta’ala :” Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (asalnya) (QS An-Nahl : 53)

*2. Syukur kepada Allah dengan Lisan*

Syukur kepada Allah dengan lisan adalah dengan memuji Allah atas nikmat-Nya, mengingat nikmat-Nya dan menghitung-hitungnya serta menampakannya.Dalil bersyukur kepada Allah dengan lisan adalah firman Allah Ta’ala :”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”(QS Adh-Dhuha : 11)

*3. Syukur kepada Allah dengan anggota tubuh lahiriah*

Dalil bersyukur kepada Allah dengan anggota tubuh lahiriah adalah firman Allah Ta’ala :”Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih” (QS Saba’ : 13).Ya Allah Yang Memuliakan, kami, kel, shbt dan kel bersyukur atas nikmat batin dan lahir yang Engkau berikan. Semoga kami dapat meningkatkan peribadatan dan ketakwaan kepada-Mu dan menjauhi kemaksiatan, baik dengan hati, lisan maupun anggota tubuh lahiriah…Aamiin